BudidayaPorang: Mengenal Tanaman Porang dan Analisis Bisnisnya. Cara Budidaya Porang, Untuk Anda yang ingin mengawali budidaya tanaman porang, bersiap-siaplah untuk memperoleh hasil panen lebih dari 176 juta sekali panen. Sudah pasti, ini bukanlah hal yang mengejutkan, karena komoditas porang saat ini sedang banyak dicari.
buku ini merupakan hasil wawancara petani porang dengan pengabungan teori-teori budidaya umbi Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free DAFTAR ISIDaftar Isi............................................................................................................................... iDaftar Tabel.......................................................................................................................... iiDaftar Gambar...................................................................................................................... iiiBab I Pendahuluan................................................................................................................ 1Bab 2 Tanaman Porang......................................................................................................... 4Bab 3 Budidaya Tanaman Porang Secara Intensif................................................................ 5Bab 4 Analisa Usaha Budidaya Tanaman Porang Secara Intensif....................................... 22Bab 5 Pemasaran Umbi Porang............................................................................................ 25Daftar Pustaka....................................................................................................................... 26Lampiran .............................................................................................................................. 28 DAFTAR TABELTabel Analisa Usaha Budidaya Tanaman Porang SecaraIntensif Dengan Penjualaan Umbi Basah.......................................................... 24Tabel Analisa Usaha Budidaya Tanaman Porang SecaraIntensif Dengan Penjualaan Umbi Kering..........................................................24 DAFTAR GAMBARGambar Umbi Tanaman Porang.................................................................................... 3Gambar Tanaman Porang.............................................................................................. 3Gambar Siklus Vegetatif................................................................................................ 4Gambar Siklus Generatif................................................................................................ 4Gambar Bubil pada Tanaman Porang............................................................................ 5Gambar Bubil atau Katak............................................................................................... 7Gambar Cabutan Tanaman Porang................................................................................ 7Gambar Umbi................................................................................................................. 7Gambar Biji.................................................................................................................... 7Gambar Ilustrasi Kegiatan Pembersihan Lahan............................................................. 10Gambar Proses Penanaman Umbi.................................................................................. 13Gambar Proses Penanaman Cabutan Tanaman Porang................................................. 13Gambar Ilustrasi Peletakan Pupuk................................................................................. 19Gambar Umbi Basah Porang......................................................................................... 23Gambar Umbi Kering Porang........................................................................................ 23 BAB I PendahuluanTanaman umbi-umbian di Indonesia mempunyai keragaman jenis dan manfaat dariumbinya yang relatif banyak. Keragaman jenis tanaman umbi-umbi seperti uwi, suweg,ketela pohon, ketela rambat, ganyong, porang, dan lain-lain. Keragaman manfaat dariumbinya meliputi sebagai bahan sumber karbohidrat, bahan perkerat, bahan pembuat obatdan lain-lain Ariel, 1999 di dalam Suwarmoto, 2004.Tanaman porang merupakan salah satu tanaman umbi-umbian di Indonesia yangmemiliki manfaat dari umbinya yang lebih beragam dari pada tanaman umbi porang mengandungkarbohidrat yang penting yaitu glukomanan Heyne, 1987;Lahiya, 1993 ; Jansenet al.,1996. Kandungan Glukomanan pada tanaman porangpaling tinggi dibandingkan dengan tanaman umbi lainnya Ohtsuki, 1968; Rosman danRusli, 1991; Jansenet al.,1996 dan juga merupakan satu-satunya sumber glukomananbukan pohon yang cukup tinggi Plucknett, 1978; Suyatno, 1982. Adanya Glukomananmembuat tanaman porang tidak hanya sebagai bahan pangan tetapi dapat digunakanmembentuk gel, kestabilan, pengental, dan penyerap air yang baik Dave, Sheth, McCarthy,Ratto, dan Kaplan, 1998; Pang, 2003; Zhang,Xie, dan Gan, 2005. Dalam bidang kesehatan,glukomanan dapat membuat efek positif terhadap kesehatan, antara lain menurunkan risikokanker, berat badan, kolesterol jahat LDL, dan mengurangi konstipasi Arvill dan Bodin,1995;Chenet al.,2003; Gallaheret al.,2002; Salas-Salvado´et al.,2008.Keberagaman manfaat dari umbi tanaman porang menyebabkan nilai jual umbi yangrelatif tinggi. Menurut informasi hasil wawancara penulis dengan petani tanaman porang diSaradan, Madiun Jawa Timur pada tanggal 29 Januari 2014, umbi tanaman porang yangbasah atau baru diambil dari tanah dan dibersihkan tanahnya mempunyai harga perKgnya3000-3500. Umbi kering atau umbi yang dirajang kemudian dikeringkan dengan sinarmatahari memiliki harga perKgnya porang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia. MenurutCokro1Komunikasi pribadi, 2004 di dalam Suwarmoto, 2004 negara maju seperti jepangmembutuhkan 1000 ton gaplek umbi dari tanaman porang per tahun. Disisi lain, negaraIndonesia pada tahun 1995-2003 hanya dapat mengeskpor rata-rata kg Badan1 Cokro Direktur PT INACO Jakarta Pusat Statistik Indonesia, 2003. Menurut Sunaryo2daerah yang mengembangkan tanamanporang sampai saat ini hanya di daerah nganjuk dan saradan saja. Hal tersebutmengakibatkan budidaya tanaman porang dapat dikembangkan ke daerah lain dan berpotensimenghasilkan pendapatan petani yang besar dari umbi tanaman tanaman porang dapat dilihat secara jelas dari umbi maupun bentuk tanamannyaoleh pembaca. Pembaca dapat melihat gambar dan Ketua Kelompok Tani Porang di Desa Saradan BAB II Tanaman PorangTanaman porang merupakan tanaman umbi-umbian yang mempunyai dua siklushidup dan masa dorman. Dua siklus hidup tanaman porang tanaman porang yaitu siklusvegetatif dan siklus generatif. Siklus vegetatif dimulai pada musim penghujan dengandiawali pertumbuhan tunas, kemudian tumbuh akar pada tunas diatas umbi, diikuti batangsemu dan daun. Pada masa kemarau, tanaman mengalami masa dorman istirahat denganditandai batang semu dan daunnya mengering selama 5-6 bulan. Jika musim hujan tibaberikutnya, tanaman porang yang tadi mengalami masa vegatatif dan dorman akanmemasuki siklus vegetatif atau siklus generatif. Apabila memasuki siklus vegetatif, tanamanporang akan tumbuh batang dan daunnya, tetapi jika mengalami siklus generatif dariumbinya akan keluar bunga dan tidak terdapat daun. Bunga tersusun dari bunga-bunga yangmenghasilkan buah dan biji Jansenet el.,1996 di dalam Kurniawan, 2012.Agar Pembaca dapat memahami siklus vegetatif dan generatif secara dapat melihat Gambar dan Menurut informasi hasil wawancara penulis dengan petani tanaman porang diSaradan, Madiun Jawa Timur pada tanggal 29 Januari 2014, tanaman porang dalam satusiklus vegatitif dapat menghasilkan bubil atau katak. Bubil terletak pada sela-sela daun danranting. Selain itu, bubil akan terlepas dari tanaman porang ketika tanaman porangmengalami masa dorman. Bubil tersebut berjumlah banyak dan jatuh ke tanah, apabiladilakukan penamanan maka akan tumbuh tanaman porang yang tiap tahun semakin banyakdan meningkat dalam satu lahan. Gambaran bubil di dalam tanaman porang dapat dilihatpada Gambar BAB III Budidaya Tanaman Porang Secara IntensifKeadaan tanaman porang yang mempunyai dua siklus hidup dan masa dormanmengharuskan pembaca di dalam melakukan budidaya tanaman porang harus secara tersebut dilakukan agar pembaca mendapatkan hasil yang maksimal dalam budidayatanaman tanaman porang secara intensif yaitu kegiatan-kegiatan yang harusdilakukan secara intensif dari awal terbentuk tanaman porang sampai tanaman porang dapatdipanen secara intensif. Kegiatan-kegiatan didalam budidaya tanaman porang secara intensifmeliputi kegiatan pembersihan lahan, penanaman, penyiangan, pempupukan, pendangiran,dan pemanenan. Berbagai kegiatan di dalam budidaya tanaman porang secara intensif jugaharus memperhatikan waktu yang tepat dalam melakukan kegiatan tersebut. Sebelumpembaca melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan waktu di dalam budidaya secaraintensif. Pembaca harus memperhatikan dua komponen penting pada tanaman porang. Duakomponen tersebut antara lainBahan tanaman porang dapat diperoleh dari bubil, umbi, biji, cabutan, stekdaun dan stek umbi. Menurut Suwarmoto 2004 mengatakan bahwa bahantanaman porang terbaik dari umbi dan bubil yang berdiamter 2,5 cm. Bahantanaman yang digunakan didalam budidaya tanaman porang secara intensifharus dipilih jenis dan ukuran yang seragam. Hal tersebut harus dilakukankarena jenis dan ukuran bahan tanaman yang seragam dapat mengahasilkantanaman porang yang umurnya hampir sama. Pemiihan jenis dan ukuran bahantanaman porang yang seragam dapat menyebabkan budidaya secara intensifyang terdiri dari berbagai kegiatan dapat dilaksanakan lebih mudah dan tanaman yang terdiri dari beberapa jenis adalah merupakankomponen penting dan harus diperhatikan di dalam budidaya tanaman porangsecara intensif. Jenis-jenis bahan tanaman porang dapat dilihat pada dan Sebelum pembaca melakukan budidaya tanaman porang secara harus mengetahui media tanam yang cocok dan baik untuk tanamanporang agar tanaman porang tumbuh optimal dan pembaca tidak mengalamikerugian dalam pelaksanaan kegiatan budidaya tanaman porang. Media tanamdapat dibagi menjadi 3 kelompok yaituTanaman porang dapat tumbuh dari dataran rendah sampai1000 m di atas permukaan laut, dengan suhu antara 25-35oC,sedangkan curah hujannya antara 300-500 mm per bulan selamaperiode pertumbuhan. Selanjutnya, suhu maksimal di atas 35oCmenyebabkan daun tanaman porang mengalami proses terbakar,sedangkan pada suhu rendah menyebabkan tanaman porang dormanIdris, 1972 ; Perum Perhutani, 1995 di dalam Sumarwoto 2004.Oleh karena itu, syarat- syarat tersebut menjadi bahan acuan dalam pemilihan media sebelum dilakukan budidaya tanaman porangsecara porang dapat tumbuh pada media tanah berteksturringan yaitu pada kondisi lempung berpasir, struktur gembur dankaya unsur hara, drainase baik, kandungan bahan organik tanahtinggi dan kisaran pH tanah 6-7,5 Jansenet al.,1996. Selanjutanya,jenis tanahnya bervariasi yaitu latosol, regosol, tanah berkapurkarstserta andosol. Menurut Subini 3Komunikasi pribadi, 2014menyatakan tanah dengan kondisi lempung berwarna hitam danputih tidak dapat tumbuh tanaman porang merupakan tanaman umbi-umbian yang tidakbanyak memerlukan sinar matahari sehingga tanaman porang dapattumbuh dibawah naungan tegakkan Pitojo, 2007. Intensitas sinarmatahari dari naungan tegakkan yang bagus dan optimal untukpertumbuhan tanaman porang yaitu antara 50-60% Jansen et al.,1996; Kurniawan, 2007. Tanaman porang dapat hidup padaberbagai jenis tegakkan seperti jati, mahoni, sonokeliling, trembesidan lain-lain. Di lain pihak, penelitian suwarmoto 2004menyatakan tegakkan sengon mengakibatkan ulat memakan daunsengon kemudian daun tanaman porang juga dimakan oleh ulattersebut. Oleh karena itu, semua tegakkan dapat digunakan untuktumbuh tanaman porang kecuali tegakkan yang daunnya seringdimakan ulat seperti tegakkan media dan bahan tanaman porang telah diketahui secara detail sehinggakegiatan di dalam budidaya tanaman porang secara intensif dapat dilakukan dengan baik danbertahap. Tahapan kegiatan budidaya tanaman porang secara intensif dapat digolongkanmenjadi 6 kelompok tahapan kegiatan. Enam kelompok tersebut secara detail dan tahapanprosenya akan diuraikan sebagai berikut ini3 Petani Porang Intensif di Desa Saradan Tahapan pertama di dalam budidaya tanaman porang secara intensif yaitukegiatan pembersihan lahan dari rumput-rumput yang tumbuh pada dari kegiatan pembersihan adalah lahan menjadi bersih dari rumput-rumput yang tumbuh dilahan sehingga lahannya dapat ditanami bahan kita melakukan kegiatan pembersihan lahan dari rumput, kitaharus memperhatikan waktu penanaman dari bahan tanaman porang. Misalnya,bahan tanaman cabutan tanaman porang hanya dapat ditanam musim hujanmaka pembersihan lahan dilakukan pada musim penghujan. Pembersihan lahandapat dilakukan dengan dua cara yaitu a Pembersihan dengan dengan manual yaitu kegiatan membersihkanrumput-rumput dengan memakai alat-alat dan tenaga sepertimencabuti rumput dengan tangan, memakai sabit untukmembersihkan rumput, dan lain-lain. Proses pembersihan rumputdengan manual harus dilakukan sampai akar-akar rumput mati atautercabut. Setelah itu, rumput dikumpulkan menjadi satu dan dikuburdi dalam tanah agar rumput membusuk dan menjadi pupuk untuktanaman porang yang akan ditanam Pembersihan dengan kimia atau dengan kimia atau obat yaitu kegiatanmembersihkan rumput-rumput yang ada dilahan dengan obat ataukimia. Pembersihan dengan obat atau kimia dilakukan dengan cararumput-rumput disemprot dengan bahan kimia. Setelah itu, rumputditunggu sampai mengalami kering dan mati. Rumput yang telahmati dan kering dikumpulkan menjadi satu dan dikubur didalamtanah agar rumput membusuk serta menjadi tambahan pupuktanaman porang yang akan ditanam dilahan. Di dalam budidayatanaman porang secara intensif sebaiknya kita harus memilih obatyang mempunyai kandungan bahan kimia dengan kelebihan membashi rumput sampai akarnya mati. Menurut informasi Subini 4Komunikasi pribadi, 2014 obat merk rondap merupakan salah satuobat yang memiliki kandungan kimia yang dibutuhkan di dalambudidaya tanaman porang secara pembaca dapat memahami ilustrasi kegiatan pembersihan dapat melihat Gambar kedua adalah kegiatan penanaman bahan tanaman porang. Kegiatanpenanaman harus memperhatikan beberapa faktor secara bertahap. Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikutBahan tanaman mempunyai waktu tanam berbeda antara satudengan yang lain. Bahan tanaman dari umbi dan bubil yangberukuran diameter 2,5cm sebaiknya langsung ditanam pada musimkemarau dan tidak perlu dipersemaikan terlebih dahulu. Disisi lain,4Petani Porang Intensif di Desa Saradan biji,cabutan, bubil berukuran kecil, stek daun dan stek umbi tidakdapat ditanam langsung ke lahan dan memerlukan prosespersemaian serta menunggu waktu yang sesuai untuk menanambahan tanaman tersebut ke lahan. Waktu musim penghujan adalahwaktu yang sesuai untuk menanam cabutan, biji, stek daun dan stekumbi setelah dilakukan persemaian Suwarmoto, 2004. Oleh karenaitu, budidaya tanaman porang secara intensif harus dilakukandengan cara menanam bahan tanaman yang jenis, ukuran sama danwaktunya sesuai dengan bahan penanaman dapat dilakukan dengan berbeda-beda carapada setiap bahan tanaman yang digunakan. Cara-cara tersebut dapatdiuraikan sebagai berikuti. Cara penanaman umbi dilakukan dengan cara tunaspada umbi dibalik maupun tidak dibalik dapat tumbuhtanaman porang. Menurut Suwarmoto 2004mengatakan tunas umbi dibalik dan tidak dibalikmenghasilkan berat umbi yang sama pada tanaman iles-iles.Komunikasi pribadi, 2014 bubildilakukan penanaman di lahan dengan cara mata-matabubil tidak dibalik agar tanaman porang dapat Menurut Suwarmoto 2004 cara penanaman biji,stek daun dan stek umbi harus disemaikan terlebihdahulu agar terbentuk tanaman porang yang siapdipindahkan ke lahan. Tanaman porang dari biji, stekdaun dan stek umbi yang siap untuk ditanam ke lahanbiasanya dinamakan dengan cabutan tanaman tanaman porang dilakukan dengan cara5Petani Porang Intensif di Desa Saradan penanaman memasukkan akarnya secara utuh ke dalamlubang tanaman kemudian kita mentutup lubang tersebutdengan tanah. Cabutan tanaman porang harusmemperhatikan keutuhan akar dalam memindahkan danmenanamanya ke Lubang atau kedalaman tanahSetelah kita mengetahui waktu penanaman dan cara penanamanyang sesuai dengan bahan tanaman, kita membuat lubang ataukedalaman tanah untuk bahan tanaman ditanam. Lubang ataukedalaman belum ditemukan berbagai sitasi atau referensi. Menurutinformasi hasil wawancara penulis dengan petani tanaman porang diSaradan, Madiun Jawa Timur pada tanggal 29 Januari 2014, untukmendapatkan lubang atau kedalaman tanah yang baik adalah sesuaidengan ukuran bubil dan umbi yang digunakan untuk tanamanporang. Selain itu, cabutan tanaman porang yang berasal dari biji,stek daun dan stek umbi ditanam pada lahan dengan kedalamantanah menutupi pembaca dapat memahami kegiatan penanaman bahantanaman dari umbi dan cabutan tanaman porang secara dapat melihat prosesnya dalam bentuk Gambar dan d Jarak tanamjarak tanam merupakan tahap akhir di dalam kegiatan penanamansetelah waktu tanam, lubang tanam dan cara penanaman tanam yaitu jarak antara satu lubang tanaman dengan lubang yanglain. Di dalam budidaya tanaman porang secara intensif jarak tanamharus diatur agar kegiatan-kegiatan berjalan efektif dan al.1996 mengatakan bahwa jarak tanam tanamanporang tergantung bahan tanaman. Selanjutnya, bubil menggunakanjarak tanam optimum 35-70cm dan umbi menggunakan jarak tanamoptimum 35-90cm. Sedangkan biji, stek daun dan umbi belumditemukan pustaka tentang jarak tanam yang ideal dilapangan. Selain ituinformasi hasil wawancara penulis dengan petani tanaman porang diSaradan, Madiun Jawa Timur pada tanggal 29 Januari 2014, untukbahan tanaman dari biji, stek daun dan stek umbi tidak digunakan dalampenanaman di lahan dan cenderung dibuang karena waktu untuk tumbuhbesar lebih lama dibandingkan bahan tanaman porang dari bubil atauumbi. Oleh karena itu, dilapangan tidak ditemukan jarak tanam idealuntuk biji, stek daun dan stek keadaan tanaman porang yang menghasilkan katak ataububil maka budidaya tanamanan porang secara intensif dapatmenggunakan jarak tanam awal dapat dirubah dan tidak dirubah. Perubahaan jarak tanam awal dimaksudkan agar kegiatan-kegitanbudidaya dapat berjalan lebih efektif. Jarak tanam di dalam budiayatanaman porang secara intensif dapat dibedakan 2 golongan. Duagolongan jarak tanam tersebut dapat dipilih salah satu oleh lebih jelas tentang dua golongan jarak tanam diuraikansebagai berikuti. Jarak tanam awal diperlebar dari jarak tanam tanam awal diperlebar menjadi dua kali atau tigakali dari jarak optimunya. Misalnya untuk jarak tanam awalbubil dirubah menjadi 70-140 cm atau umbi dengan jaraktanam awal 70-180 jarak tanam awal dimaksudkan untukpenanaman bubil yang jatuh dengan ukuran paling besardari satu tanaman porang pada musim dorman pertama bubil yang besar ditanam berdampingan dengantanaman porang pertama kali dengan jarak optimumtanaman porang. bubil yang ukuran kecil atau sisa bubildiambil dan tidak ditanam pada lahan perubahan jarak tanam awal pada tanaman porangagar permudaan tanaman porang tetap terjaga dan setelahtiga tahun akan melakukan kegiatan panen tiap tahun. Selainitu, umbi atau bubil yang digunakan pertama kali tidakbanyak dan tidak membutuhkan biaya dengan jumlahbanyak untuk membeli umbi dan bubil. Di lain pihak,perubahan jarak tanam awal mengakibatkan panen pertamakali dari umbi tanaman porang tidak sebanyak umbi denganjarak awal yang tidak Jarak tanam awal sesuai dengan jarak tanam awal yang sesuai dengan jarak optimumtanaman porang mengakibatkan semua bubil yang jatuhpada musim dorman diambil dan tidak ditanam selama masa panen umbi. Selain itu, panen pertama kali lebih besardaripada jarak tanaman awal dirubah. Di sisi lain, jaraktanam yang tidak berubah menyebabkan permudaan tidakberjalan, panen hanya sekali, dan biaya lebih besar untukmembeli umbi dan bubil untuk ditanam pertama ketiga yaitu kegiatan penyiangan yang dilakukan setelah tanamanporang hidup di lahan sampai tanaman porang siap panen. Menurut informasihasil wawancara penulis dengan petani tanaman porang di Saradan, MadiunJawa Timur pada tanggal 29 Januari 2014, rumput dapat menganggupertumbuhan tanaman porang sehingga umbi yang dihasilkan akan berkurangatau tidak akan menghasilkan umbi. Selain itu, rumput-rumput selalu dapattumbuh lagi setelah dilakukan penyiangan serta rumput tumbuh pada dua masasilkus hidup dan masa dorman. Oleh karena itu, kegiatan penyiangan selaludilakukan secara rutin apabila rumput dapat tumbuh di sekitar tanaman penyiangan dapat digunakan cara seperti kegiatan pembersihanlahan. Kegiatan penyiangan dengan cara manual dan kimia harus mematikanrumput sampai akar kemudian rumput yang telah mati dan busuk diletakkan dipingir-pingir setiap tanaman porang. Alasan peletakan rumput dipingir-pingiragar tanaman porang mendapatkan tambahan pupuk dari rumput yang bapak Subini 6 komunikasi pribadi, 2014 mengatakan bahwa kitadapat melakukan penyingan manual dengan waktu tidak diatur, sedangkanpenyiangan kimia harus memperhatikan waktunya. Penyiangan kimia padawaktu porang mengalami siklus vegetatif dapat membunuh tanaman karena itu, budidaya tanaman porang secara intensif dalam melakukankegitan penyiangan dapat mengabungkan penyiangan manual dan penyiangankimia dengan waktu yang sesuai. Selain itu, penyiangan manual saja juga lebihbaik dilakukan tanpa ada efek samping pada tanaman Petani Porang Intensif di Desa Saradan Tahap keempat yaitu kegiatan pempupukan yang dilakukan pada saattanaman porang mengalami siklus vegetatif saja. Kegiatan pempupukandilakukan sampai tanaman porang siap panen. Menurut Suwarmoto 2004mengatakan bahwa tanaman porang yang siap dipanen harus mengalami tigasiklus vegetatif. Oleh karena itu, Budidaya tanaman porang secara intensifmenggunakan kegiatan pempupukan sebanyak tiga kali pada saat tanamanporang mengalami siklus pempupukan harus dilakukan setelah kegiatan penyiangan denganmanual atau kimia. Agar pupuk dapat digunakan oleh tanaman porang secarakeseluruhan dan tidak bersaing dengan rumput dalam mendapatkan pupukuntuk pempupukan penting karena menurut informasi hasil wawancarapenulis dengan petani tanaman porang di Saradan, Madiun Jawa Timur padatanggal 29 Januari 2014, pupuk mempunyai peranan penting dalammeningkatakan hasil umbi. Selain itu, beberapa penelitian Deptan, 1991;Sufiani, 1993; Kurniawan, 2012 untuk meningkatkan hasil umbi tanamanporang harus diperlukan pempupukan di dalam budidaya secara intensif harusmemperhatikan dosis atau ukuran pupuk yang diberikan ke tanaman pupuk juga tergantung jenis pupuk yang digunakan. Secara detailmengenai jenis pupuk yang sesuai dosisnya dapat dipilih salah satu dandiuaraikan sebagai berikut;Penelitian kurniawan 2012 menunjukkan bahwa pupukdengan dosis 200 gram per satuan luas 0,001 ha merupakandosis yang efektif dan terbaik untuk meningkatkan bobotumbi tanaman porang. Apabila kita mengunakan pupukkandang harus mamakai dosis 200 gram atau dengan katalain 2 ton per 1 ha. Menurut informasi hasil wawancara penulis denganpetani tanaman porang di Saradan, Madiun Jawa Timurpada tanggal 29 Januari 2014, untuk menghasilkan tanamanporang dengan hasil umbi terbaik maka dosis pupukanorganik yang digunakan meliputi pupuk Urea dengandosis 300 kg dicampur pupuk Ponska dengan dosis 300 kgper satuan luas 1 Campuran pupuk organik dan anorganikCampuran pupuk organik dan anorganik dapatmenghasilkan umbi terbaik dari tanaman porang makacampuran pupuk yang digunakan per hektar meliputi pupukdengan unsur N dengan dosis 40 kg N, pupuk dengan unsurP2O5dengan dosis 40 kg dan pupuk dengan unsur K2Odengan dosis 80 kg Sufiani, 1993, serta ditambah pupukkandang dengan dosis 5 ton Deptan, 1991; Kriswidarti,1980; Linggaet al. 1989 di dalam Sumarwoto, 2004.Kegiatan pempupukan dilakukan dengan cara meletakkan pupuk di sekitartanaman porang dengan ukuran yang sudah dipilih jenis pupuk dengan ukarandosisnya. Ukuran dosis per jenis pupuk yang telah diuraikan mengharuskan kitamenggunakan perhitungan pupuk per tanaman porang yang ada dilahan karenaukuran dan dosis tersebut mengunakan satuan per pupuk dengan ukuran dosisnya yang diberikan tidak tergantungdengan jumlah tanaman porang dilahan pada perubahan mapun tidak adaperubahan jarak tanam awal. Jumlah tanaman porang dengan jarak tanam awaltidak dirubah dan sesuai dengan jarak optimumnya menyebabkan tanamanporang mendapatkan ukuran dosisi dan jenis pupuk yang sesuai dengan ukuranjenis dan dosis pupuk untuk tanaman porang per satuan Ha. Tanaman porangdengan jarak tanam awal dirubah mengakibatkan jumlah tanaman porangdilahan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah tanaman porang dengan jaraktanam awal tanpa dirubah. Jumlah tanaman porang lebih sedikit pada jarak tanam awal dirubah tetapi jenis pupuk dengan dosis yang diberikan per tanamanporang lebih banyak karena digunakan untuk permudaan tanaman porangdengan bubil pada tahun berikutnya. Menurut bapak Subini 7 Komunikasipribadi, 2014 mengatakan bahwa jenis pupuk dengan dosis melebihi atau tidaksesuai ukurannya digunakan untuk membesarkan dan memperbanyak bubilpada tanaman mengenai letak yang harus ditaruhkan pupuk dapat dilihat padaGambar kelima adalah kegiatan pendangiran dengan cara membalikan danmunumpukan tanah pada sekitar tanaman porang. Tujuan kegiatan pendangiranyaitu mengemburkan tanah di sekitar tanaman dalam upaya memperbaiki sifatfisik tanah aerase tanah dan memacu pertumbuhan tanaman porang. Apabilapertumbuhan tanaman porang terpacu maka umbi yang dihasilkan akan Porang Intensif di Desa Saradan Kegiatan pendangiran dilakukan setelah kegiatan pempupukan dilakukanpada tanaman porang. Proses kegiatan pendangiran yang dilakukan setelahkegiatan pempupukan bertujuan pupuk yang disekitar tanaman porang dapattertutup dengan tanah dari kegiatan pendangiran. Pupuk yang tertutup dengantanah mengakibatkan pupuk dapat terserap oleh tanaman porang dan pupuktidak tergerus hilang oleh angin atau ganguan yang pendangiran di dalam tanaman porang harus dilakukan denganhati-hati agar akar-akar tanaman porang tidak terganggu dan mati. Menurutinformasi hasil wawancara penulis dengan petani tanaman porang di Saradan,Madiun Jawa Timur pada tanggal 29 Januari 2014, akar-akar tanaman porangyang terganggu akan menyebabkan kematian tanaman porang dan akhirnyaumbi tidak dihasilkan. Misalnya, akar tanaman terkena alat cangkul dalampembalikan tanah dalam proses pendangiran maka akar tersebut akan terganggudan pendangiran dilakukan pada tanaman porang mengalami masavegetatif. Hal tersebut menjadikan kegitan pendangiran dalam budidayatanaman porang dilakukan secara rutin selama tanaman porang mengalamimasa pertama kali vegetatif sampai siap keenam dan terakhir adalah kegitan pemanenan dengan caramengambil umbi yang dihasilkan tanaman porang pada musim suwarmoto 2004 mengatakan bahwa waktu panen yang tepat ialahsetelah tanaman mengalami masa pertumbuhan vegetatif minimal tiga kali danmasa istirahat dorman dua kali 24 bulan. Selanjutnya masa vegetatiftanaman porang yang siap panen ditandai dengan batang semu atau tangkaidaun tanaman terkulai disertai helaian daun berwarna kuning. Menurutinformasi hasil wawancara penulis dengan petani tanaman porang di Saradan,Madiun Jawa Timur pada tanggal 29 Januari 2014, umbi yang dihasilkan lebihbaik dan optimal setelah tanaman porang berumur 3 tahun. Oleh karena itu,kegiatan pemanenan di dalam budidaya tanaman porang secara intensifdilakukan setelah berumur 3 tahun dari penanaman tanaman porang. Kegiatan pemanenan juga dilakukan pada musim kemarau atau tanaman porangmengalami masa dorman.. Bab IV Analisa Usaha Budidaya Tanaman Porang Secara IntensifAnalisa Usaha Budidaya tanaman Porang secara intensif digunakan untukmengetahui keuntungan maupun kerugian yang dilakukan dalam membudidayakan tanamanporang. Biaya pengeluaran dan pendapatan merupakan komponen-komponen untukmenentukan analisa usaha budidaya tanaman porang secara intensif. Analisa usaha didalambudidaya tanaman mengalami keuntungan apabila komponen pendapatan dari hasil tanamanlebih besar dari total pengeluaran selama budidaya tanaman. Keadaan tersebut sebaliknyadidalam budidaya tanaman yang mengalami Subini 8Komunikasi pribadi, 2014 menyatakan biaya-biaya pengeluarandi dalam budidaya tanaman porang secara intensif meliputi bahan tanaman porang, pupuk,obat pembashmi rumput dan alat-alat seperti cangkul, sabit, dan alat penyemprot. Budidayatanaman porang secara intensif tidak memperhitungkan tenaga ke dalam biaya pengelurankarena kegiatan-kegiatan di dalam budidaya tanaman porang secara intensif dilakukandengan tenaga Subini 9Komunikasi pribadi, 2014 menyatakan bahwa pendapatan yangdiperoleh dari tanaman porang lebih besar tiga kali daripada pengeluarannya. Pendapatan didalam budidaya tanaman porang secara intensif tidak saja pada umbi tetapi pendapatandiperoleh dari bubil dari tanaman porang yang jatuh setiap musim dorman. Selain itu,pendapatan dari umbi dapat diperoleh dari umbi basah atau umbi yang baru diambil daritanah dan dibersihkan dari tanah maupun umbi basah yang dirajang menjadi belahan umbidan dikeringkan dengan sinar matahari umbi kering.Agar pembaca melihat gambaran umbi basah dan umbi kering secara detail dan jelas makapembaca dapat melihat Gambar dan Petani Porang Intensif di Desa Saradan9 Petani Porang Intensif di Desa Saradan Sumber pembaca lebih jelas mengenai analisa usaha budidaya tanaman porang secaraintensif pada luas lahan 0,25 ha maka pembaca dapat melihat pada Tabel dan Tabel kedua tabel hanya salah satu contoh analisa usaha budidaya tanaman porang secaraintensif dengan pembersihan lahan maupun penyiangan dengan manual, pempupukandengan pupuk organik, bahan tanaman porang dari bubil diameter 2,5 dan jarak tanam awaltidak dirubah. Selain itu, kedua tabel mengunakan harga bubil atau katak, pupuk, umbitanaman porang yang kering maupun basah sesuai dengan harga petani-petani di Saradankabupaten Madiun. Harga umbi basah berkisar dari Rp. sampai Rp. perKg danHarga Umbi yang telah dirajang dan dikeringkan dengan sinar matahari umbi keringberkisar dari Rp. sampai Rp. Selain itu, Harga bubil atau kataknya perKgberkisar dari Rp. sampai Rp. Tabel Analisa Usaha Budidaya Tanaman Porang Secara Intensif Dengan Penjualaan UmbiBasahSumber Hasil wawancara Bapak Subini sebagai Petani Porang Intensif dan Bapak Sunaryosebagai ketua kelompok tani Porang di Saradan, 2014Tabel Analisa Usaha Budidaya Tanaman Porang Secara Intensif Dengan Penjualaan UmbiKeringSumber Hasil wawancara Bapak Subini sebagai Petani Porang Intensif dan Bapak Sunaryosebagai ketua kelompok tani Porang di Saradan, 2014. Bab V Pemasaran Hasil Umbi PorangPemasaran hasil umbi dari tanaman porang sangat mudah untuk dilakukan padawaktu sekarang. Menurut informasi hasil wawancara penulis dengan petani tanaman porangdi Saradan, Madiun Jawa Timur pada tanggal 29 Januari 2014, mereka menjual umbi porangyang basah maupun kering dengan dikumpulkan menjadi satu kelompok tani. Setelahterkumpul umbi porang tersebut dijual ke Aglaindo yang terletak di Surabaya. MenurutSunaryo*Komunikasi pribadi, 2014 mengatakan bahwa pasaran porang tidak hanya dijualke PT Aglaindo tetapi sekarang eksportir-eksportir yang menerima gaplek porang yangterletak di Surabaya semakin banyak. Informasi dari sumber-sumber berita kompas padatanggal 27 Maret 2013 juga menyatakan bahwa PT Perhutani akan membangun perusahaanbesar untuk pengolahan umbi porang di kabupaten Blora. Selain itu, perusahaan Swastapengolahan porang akan dibangun di daerah kabupaten Purworejo. Dengan keadaan tersebutmenujukkan bahwa umbi tanaman porang diprediksi akan mempunyai pasaran yang lebihbagus dibandingkan dengan umbi-umbi jenis lainnya. Daftar PustakaArvill, A., dan Bodin, L.,1995. Effect of short-term ingestion ofkonjac glucomannan onserum cholesterol in healthy Journal of Clinical Nutrition, 61, 585– Pusat Statistik. 1985-2003. Statistik Luar Negeri Indonesia. Ekspor 1985-2003, Impor1998-2003. Biro Statistik, H. L., Sheu, W. H. H., Tai, T. S., Liaw, Y. P., dan Chen, Y. C., 2003. Konjacsupplement alleviated hypercholesterolemiaand hyperglycemia in type 2 diabeticsubjects a randomizeddouble-blind of the American College of Nutrition,22,36– Pertanian. 1991. Iles-ies. LIPTAN. BIP Jawa Timur. November. No. 15. Agdex 177/ V., Sheth, M., McCarthy, S. P., Ratto, J. A., & Kaplan, D. L., 1998. LiquidCrystalline,Rheological and Thermal Properties of Konjac 1139– D. D., Gallaher, C. M., Mahrt, G. J., Carr, T. P.,Hollingshead, C. H., Hesslink, R.,dan Wise, J., 2002. Aglucomannan and chitosan fiber supplement decreasesplasmacholesterol and increases cholesterol excretion inoverweight of theAmerican College of Nutrition, 21, 428– K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Edisi Bahasa Indonesia. Terjemahan Badan Litbang Kehutanan Jakarta. Departemen Kehutanan, A. 1972. Pengamatan jenisAmorphophallusdan tempat tumbuhnya di pulau Kebun Raya C. van der Wilk, & Flach and F. Rumawas Eds.. 1996. PROSEA Plant Resources ofSouth-East Asia No 9. Plant yielding non-seed carbohydrates. Backhuys Publishers,Leiden. p T. 1980. Suweg Amorphophallus campanulatus, Bl Kerabat Bunga Bangkaiyang Berpotensi Sebagai Sumber Karbohidrat Dalam Buletin Kebun Raya 4 5Agustus 171-173 P., A. 2012. Skripsi Pertumbuhan Porang Amorphophalus mulelleri PadaBerbagai Intensitas Naungan Dan Dosis Pupuk Kandang. Fakultas KehutananUniversitas Gadjah 1985. Pertanian di Nusantara. Jilid II Budidaya Tanaman Rempah-rempah. SeriHimpunan Peninggalan Penulisan Yang Berserakan. terjemahan dari Koppel, Van Hall. P., B. Sarwono, F. Rahardi, Rahardja, Afriastini, W. Rini, dan 1989. Bertanam Ubi-ubian. Penebar Swadaya. IKAPI. Jakarta. Outsuki, T., 1968. Studies on Reserve Carbohydrates of Flour Amorphophallus Species withSpecial Reference to Magazine Tokyo,81, Perhutani. 1995. Iles-iles Amorphophallus oncophyllus. Perum Perhutani Unit IIJawa Timur S. 2007. Suweg. Kanisisus. 1978. Tolerance of some tropical root crops and starch-producing tree cropsto suboptimal land Jung ed.. 1978. Crop tolerance to suboptimalland conditions. ASA special publ no. 32. ASA, CSSA, and SSSA, Wisconsin R. dan S. Rusli. 1991. Tanaman iles-iles. Edisi khusus Littro. VII 2 , J., Farre´ s, X., Luque, X., Narejos, S., Borrell, M.,Basora, J., Anguera, A.,Torres, F., & Bullo´, M.,2008. Fiber inobesity-study group effect of two doses of amixture of solublefibres on body weight and metabolic variables in overweight orobesepatients a randomised trial. British Journal of NutritionBritish Journal of Nutrition,99,1380– S. 1993. Iles-iles Amorphophallus; Jenis, syarat tumbuh, budidaya dan standarmutu ekspornya. Media Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Tanaman Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri. Balitbangtan DEPTAN. 2004. Disertasi Beberapa Aspek Agronomi Iles-Iles Amorphophallus muelleriBlume. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Y., Xie, B., & Gan, X., 2005. Advance in the Applications of KonjacGlucomannanand Its Polymers, 60, 27–31. Lampiran Foto-Foto Bersama Petani-Petani Porang di Desa Saradan Tanaman porang merupakan tanaman yang menghasilkan umbi dengan manfaatrelatif banyak. Keberagaman manfaat dari umbi tanaman porang meliputi bahan pembuatmie yang sebagai makanan pokok orang Jepang, Cina, Korea, dan lain-lain, sebagai obatberbagai penyakit, penurun kolestrol, menurunkan berat badan dan lain-lain. Denganmanfaat yang beragam membuat harga umbinya lebih mahal daripada jenis umbi-umbi daritanaman lainnya. Informasi dari petani porang di Madiun menyatakan bahwa merekahampir rata-rata setiap tahun memanen 10 ton umbi basah porang dengan harga per Beberapa petani porang di madiun yang melakukan perajangan umbi basahporang dan dikeringkan dengan sinar matahari dapat memperoleh rata-rata 1 kuintal umbikering dengan harga per Kg Selain itu, harga umbi porang masih cenderungmeningkat karena di negara-negara maju seperti Jepang, Cina, Korea, Taiwan, dan lain-lainmembutuhkan umbi porang sebagai salah satu bahan pangan pokok. Pada tahun 1989sampai 2013 daerah yang membudidayakan tanaman porang hanya Nganjuk dan karena itu, budidaya tanaman porang di daerah lain sangat berpotensi untukdikembangkan dan mendapat penghasilan yang besar dari umbi porang. Dengan keadaan itu,buku ilmu budidaya tanaman porang secara intensif dapat digunakan dalam pengembangantanaman porang agar memporoleh hasil yang maksimal dari umbinya dan penghasilan yangmaksimal dari umbinya. ... menjaga ideal berat badan, menekan kolesterol jahat/low density lipoprotein LDL, menurunkan risiko terkena penyakit kanker, dan mengurangi bahkan dapat menyembuhkan konstipasi. Selain itu glukomanan juga banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi, sebagai bahan lem, bahan edible film, pengganti pengawet, dan pengganti lemak. dan lain sebagainya . Hidayah, 2016. Komposisi kandungan gizi umbi porang cukup tinggi, antara lain pati antara 18,44 -76,5 %, protein 1-9,20 %, serat 20 %, dan lemak 0,1-0, 20 %, g, dan karbohidrat 15,7g. Kandungan mineral dalam 100 gram umbi porang mengandung besi 4,2 mg, thiamine 0,07 mg, asam askorbat 5 mg, kalsium oksalat 0,19 g, Antarlina, & Utomo, ...... Menurut Hidayah, 2016, menyatakan bahwa tanaman porang tumbuh dari mulai dataran rendah hingga dataran tinggi 1000 m di atas permukaan laut, suhu udara yang sesuai antara 25-35 o C, dengan curah hujan antara 300-500 mm per bulan selama periode pertumbuhan. Di Kawasan dengan suhu udara di atas 35 o C daun tanaman akan terbakar, sebaliknya pada suhu rendah menyebabkan porang menjadi dorman Hidayah, 2016. ...... Tanaman porang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia. Menurut Cokro direktur PT INACO Jakarta 2004 kebutuhan gaplek umbi porang di beberapa negara maju, seperti Jepang sebanyak 1000-ton per tahun Hidayah, 2016. Pada tahun 1995-2003, Indonesia hanya dapat mengeskpor rata-rata kg Badan Pusat Statistik Indonesia, 2003. ...Tanaman porang A. muelleri dapat memproduksi umbi yang mengandung glukomanan hingga 54% yang bermanfaat bagi kesehatan dan bahan industri. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di bawah tegakan, sehingga dapat ditumpangsarikan dengan pohon apa saja termasuk pohon gaharu yang dikonservasi secara ex situ di HKM Pusuk Lestari Lombok Barat. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah memberi pengetahuan tentang budidaya tumpangsari tanaman porang dengan pohon G. versteegii yang ditanam satu tahun yang lalu untuk konservasi ex-situ di kawasan HKm Desa Pusuk Lastari, Batu Layar Lombok Barat, dan memberikan pelatihan serta praktek penanaman bibit porang dikawasan HKm dengan sistem agroforestry, untuk meningkatkan pendapatan dan kesejateraan bagi para pemangku HKm di Desa Pusuk Lestari. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah telah terlaksana kegiatan pelatihan tentang budidaya porang dengan metode tumpang sari dengan pohon G. versteegii, mulai dari pemilihan bibit berkualitas, pencarian distributor penjual dan pemesanan bibit porang hingga, penanganan bibit sebelum ditanam. Sedangkan praktek persiapan penanaman, seperti penyiangan lahan, penggemburan tanah, pembuatan gulutan tanah, membuat jarak tanam dan penanaman bibit porang dilakukan secara ditumpangsarikan dengan pohon gaharu jenis G. versteegii di areal HKM Pusuk Lestari Lombok Barat.... menjaga ideal berat badan, menekan kolesterol jahat/low density lipoprotein LDL, menurunkan risiko terkena penyakit kanker, dan mengurangi bahkan dapat menyembuhkan konstipasi. Selain itu glukomanan juga banyak dimanfaatkan dalam industri farmasi, sebagai bahan lem, bahan edible film, pengganti pengawet, dan pengganti lemak. dan lain sebagainya . Hidayah, 2016. Komposisi kandungan gizi umbi porang cukup tinggi, antara lain pati antara 18,44 -76,5 %, protein 1-9,20 %, serat 20 %, dan lemak 0,1-0, 20 %, g, dan karbohidrat 15,7g. Kandungan mineral dalam 100 gram umbi porang mengandung besi 4,2 mg, thiamine 0,07 mg, asam askorbat 5 mg, kalsium oksalat 0,19 g, Antarlina, & Utomo, ...... Menurut Hidayah, 2016, menyatakan bahwa tanaman porang tumbuh dari mulai dataran rendah hingga dataran tinggi 1000 m di atas permukaan laut, suhu udara yang sesuai antara 25-35 o C, dengan curah hujan antara 300-500 mm per bulan selama periode pertumbuhan. Di Kawasan dengan suhu udara di atas 35 o C daun tanaman akan terbakar, sebaliknya pada suhu rendah menyebabkan porang menjadi dorman Hidayah, 2016. ...... Tanaman porang mempunyai potensi untuk dikembangkan di Indonesia. Menurut Cokro direktur PT INACO Jakarta 2004 kebutuhan gaplek umbi porang di beberapa negara maju, seperti Jepang sebanyak 1000-ton per tahun Hidayah, 2016. Pada tahun 1995-2003, Indonesia hanya dapat mengeskpor rata-rata kg Badan Pusat Statistik Indonesia, 2003. ...Tanaman porang A. muelleri dapat memproduksi umbi yang mengandung glukomanan hingga 54% yang bermanfaat bagi kesehatan dan bahan industri. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di bawah tegakan, sehingga dapat ditumpangsarikan dengan pohon apa saja termasuk pohon gaharu yang dikonservasi secara ex situ di HKM Pusuk Lestari Lombok Barat. Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah memberi pengetahuan tentang budidaya tumpangsari tanaman porang dengan pohon G. versteegii yang ditanam satu tahun yang lalu untuk konservasi ex-situ di kawasan HKm Desa Pusuk Lastari, Batu Layar Lombok Barat, dan memberikan pelatihan serta praktek penanaman bibit porang dikawasan HKm dengan sistem agroforestry, untuk meningkatkan pendapatan dan kesejateraan bagi para pemangku HKm di Desa Pusuk Lestari. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah telah terlaksana kegiatan pelatihan tentang budidaya porang dengan metode tumpang sari dengan pohon G. versteegii, mulai dari pemilihan bibit berkualitas, pencarian distributor penjual dan pemesanan bibit porang hingga, penanganan bibit sebelum ditanam. Sedangkan praktek persiapan penanaman, seperti penyiangan lahan, penggemburan tanah, pembuatan gulutan tanah, membuat jarak tanam dan penanaman bibit porang dilakukan secara ditumpangsarikan dengan pohon gaharu jenis G. versteegii di areal HKM Pusuk Lestari Lombok Barat.... Kandungan glukomanan di dalam umbi tanaman porang dapat digunakan dalam berbagai keperluan, baik sebagai bahan pangan, juga sebagai bahan pembentuk gel, pengental dan penyerap air. Pada bidang kesehatan, senyawa glukomanan Hidayah, 2016. ...Muhammad Nizhar Naufali Destiana Adinda PutriPorang Amorphophallus muelleri Blume merupakan tanaman umbi-umbian yang tumbuh liar di kawasan hutan di Indonesia. Tanaman porang biasanya tumbuh secara alami di beberapa Kawasan hutan di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat dan memiliki preferensi habitat tumbuh pada lereng perbukitan dengan kelembaban udara cukup tinggi dan dibawah vegetasi pepohonan. Tanaman ini menghasilkan umbi yang memiliki banyak manfaat. Umbi porang mengandung senyawa Glukomanan dan menghasilkan tepung porang yang banyak di gunakan sebagai bahan utama ataupun alternatif dalam industi pangan, sehingga menjadikan umbi porang memiliki nilai jual yang cukup tinggi dan menjadi salah satu komoditi ekspor. Masyarakat Pulau Lombok saat ini melihat potensi budidaya porang menjadi salah satu prospek dalam usaha budidaya. Dari literatur-literatur yang dikaji dapat dilihat bahwa setiap Kabupaten di Pulau Lombok saat ini banyak melakukan pengujian, penelitian dan inovasi dalam upaya memaksimalkan budidaya maupun pemanfaatan umbi porang sebagai bahan baku untuk diekspor serta sebagai pangan alternatif. Hal ini menunjukkan bahwa adanya potensi pengembanagan tanaman porang sebagai salah satu usahatani yang menjanjikan bagi masyarakat di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat. Hasil review ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi masyarakat terkait potensi tanaman porang di Pulau Lombok Nusa Tenggara Barat dan menjadi sumber referensi bagi penelitian lain yang mengangkat tema serupa. Zhang YingqingBi-Jun XieXin GanKonjac glucomannan is a kind of neutral polysaccharides with excellent biocompatibility and biodegradable activities. The recent studies on the applications of konjac glucomannan and its derivatives in pharmaceutical, bio-technical, fine chemical fields etc. were chitosan and glucomannan have demonstrated hypocholesterolemic effects. A recent study in rats indicates that the combination of the two is also a potent hypocholesterolemic agent that increases fecal fat excretion. The objective of the present study was to determine the hypocholesterolemic effect of a supplement containing equal amounts of chitosan and glucomannan on blood lipid concentrations and fecal excretion of fat, neutral sterols and bile acids. Twenty-one overweight normocholesterolemic subjects 11 males and 10 females were fed g/day of a supplement containing equal amounts of chitosan and glucomannan. Prior to taking the supplement initial period and after 28 days final period, blood was drawn for measurement of serum lipids and a three-day fecal sample collected for determination of fat, neutral sterol and bile acid excretion. Subjects maintained their normal dietary and activity patterns during the study. Caloric intake and intake of fat and dietary fiber excluding the supplement did not differ between the initial and final periods. Serum total, HDL and LDL cholesterol concentrations were significantly lower p < in the final period compared to the initial period. Serum triacylglycerol concentration did not change between periods. There was a trend towards greater fecal excretion of neutral sterols and bile acids p = and respectively in the final period. However, fecal fat excretion did not differ between periods. Serum cholesterol reduction by a chitosan/glucomannan supplement is likely mediated by increased fecal steroid excretion and is not linked to fat present study was designed to evaluate effects of konjac glucomannan KGM supplement g/day for 28 days on blood lipid and glucose levels in hyperlipidemic type 2 diabetic patients and the possible mechanism for the reductions in blood lipid levels. Twenty-two diabetic subjects age + years, BMI + kg/m2 with elevated blood cholesterol levels fasting glucose between mmol/L, but currently not taking lipid-lowering medication, were recruited to participate in a two 28-day period, randomized, double-blind, crossover clinical trial. Fasting blood samples drawn on the initial and final days of each period were determined for plasma lipids and glucose levels. Feces collected at the end of each experimental period were analyzed for neutral sterol and bile acid contents. Compared with placebo, KGM effectively reduced plasma cholesterol p = adjusted alpha = LDL-cholesterol p = adjusted alpha = total/HDL cholesterol ratio p = adjusted alpha = ApoB p = adjusted alpha = and fasting glucose p = adjusted alpha = Plasma triglyceride, HDL-cholesterol, LDL/HDL cholesterol, postprandial glucose and body weight were not significant after adjustment by the Bonferroni-Hochberg procedure. Fecal neutral sterol and bile acid concentrations were increased by p = and p < respectively, with KGM supplement. The KGM supplement improved blood lipid levels by enhancing fecal excretion of neutral sterol and bile acid and alleviated the elevated glucose levels in diabetic subjects. KGM could be an adjunct for the treatment of hyperlipidemic diabetic subjects. Jordi Salas-SalvadóXavier FarrésXavier LuqueRafel BalanzaThe aim of the study was to compare the effect of the administration of a mixture of fibres on body weight-loss, satiety, lipid profile and glucose metabolism. We included 200 overweight or obese patients in a parallel, double-blind, placebo-controlled clinical trial, who were randomised to receive, in the context of an energy-restricted diet for a period of 16 weeks, a mixed fibre dose 3 g Plantago ovata husk and 1 g glucomannan twice group or three times daily group or placebo. Weight change was the primary efficacy endpoint. Satiety, dietary compliance, lipid profile, glucose tolerance, insulin resistance and high-sensitivity C-reactive protein were secondary endpoints. Weight loss tended to be higher after both doses of fibre SD and SD kg than placebo SD kg; the differences in changes between groups were not statistically significant. Postprandial satiety increased in both fibre groups compared to the placebo. The differences between groups in LDL-cholesterol levels were significant P = with greater reductions in the two fibre-supplemented groups SD and SD mmol/l in the and groups v. SD mmol/l in placebo group. A similar pattern was observed for changes in total cholesterolHDL-cholesterol and HDL-cholesterolLDL-cholesterol ratios. Interventions were well tolerated and had no effects on HDL-cholesterol, glucose and insulin concentrations, glucose tolerance or high-sensitivity C-reactive protein. In conclusion, a 16-week dietary supplement of soluble fibre in overweight or obese patients was well tolerated, induced satiety and had beneficial effects on some CVD risk factors, the most important of which was a significant decrease in plasma LDL-cholesterol OhtsukiThe author has recently obtained three living samples of Amorphophallus species grown in Java and Madura Island A. oncophyllus, A. variabilis, and A. campanulatus and one living sample from India A. bulbifer. Their subterranean tubers all have an appearance quite similar to that of A. konjac and sections of the tubers show that three of them have characteristic storage tissues including idioblasts i. e. mannan cells. The storage tissue of one of them A. campanulatus has no idioblasts and is composed of thin walled cells filled with starch granules. Chemical analyses of mannan as well as of other carbohydrates were carried out. The tubers of the first three species contained mannan as the main reserve polysaccharide, while the fourth species A. campanulatus had only starch. Three species were found in East Java including Madura Island, and in Central and West Java. The distribution of the plants in Java and Madura Island is glucomannan KGM exhibited liquid crystalline LC behaviour in aqueous solutions above 7% w/w concentrations as was determined by polarized optical microscopy and circular dichroism. The rheological properties of the concentrated LC solutions of KGM exhibited pseudoplastic behaviour. The fibrous extrudates retained a significant degree of flow-induced orientation as was determined by wide angle X-ray scattering, thereby indicating potential applications of KGM as fibres and films. Differential scanning calorimetry experiments showed that a significant degree of interaction occurred between KGM and water and that the KGM gels produced in our study cannot be classified as ArvillL BodinThe effects of the soluble fiber konjac glucomannan GM on serum cholesterol concentrations were investigated in 63 healthy men in a double-blind crossover, placebo-controlled study. After a 2-wk baseline period, the subjects were given g GM or placebo daily for 4 wk. After a washout period of 2 wk, crossover took place, followed by another 4 wk of treatment. The subjects were encouraged not to change their ordinary diets or general lifestyle during the investigation. GM fibers reduced total cholesterol TC concentrations by 10% P < low-density-lipoprotein cholesterol LDL-C concentrations by P < triglycerides by 23% P < and systolic blood pressure by P < High-density-lipoprotein cholesterol HDL-C and the ratio of LDL-C to HDL-C did not change significantly. No change in diastolic blood pressure or body weight was observed. No adverse effects were observed. The results of this study show that GM is an effective cholesterol-lowering dietary Beberapa Aspek Agronomi Iles-Iles Amorphophallus muelleri Blume. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian BogorSumarwotoSumarwoto. 2004. Disertasi Beberapa Aspek Agronomi Iles-Iles Amorphophallus muelleri Blume. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian A LahiyaLahiya, 1985. Pertanian di Nusantara. Jilid II Budidaya Tanaman Rempah-rempah. Seri Himpunan Peninggalan Penulisan Yang Berserakan. terjemahan dari Koppel, and Van Hall. Bandung. Caramenanam dan budidaya Porang. Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Dr Edi Santosa S.P M.Si mengatakan bahwa tanaman porang termasuk tanaman yang sangat mudah untuk ditanam. Saat porang ditanam di tanah keras, maka umbi yang ada di dalam tanah akan cenderung tumbuh ke arah – Porang, tanaman yang dulunya hanya dianggap sebagai tumbuhan liar di pekarangan rumah dan perkebunan, kini diminati para petani. Di pasar ekspor, umbi porang yang diolah jadi tepung banyak dicari. Semakin banyak petani di sejumlah daerah yang membudidayakan porang, termasuk petani di Bali. Seperti Ketut Sukarya. Petani kopi asal Tabanan, Bali, ini sekarang juga membudidayakan porang. "Dulu memang banyak tumbuh liar di kebun," katanya kepada Senin 5 April 2021. Menurut dia, saat ini banyak petani kopi di daerahnya yang membudidayakan porang. Sebab, petani tidak perlu merawat apalagi memberi pupuk tanaman umbi-umbian dengan nama latin Amorphophallus muelleri itu. Yang punya duit berlebih, Ketut mengungkapkan, menyewa lahan berhektare-hektare untuk ditanami porang. Baca juga Setelah Dipandang Sebelah Mata, Porang Kini Jadi Andalan dari Lahan Perkebunan di Jembrana Bali Baca juga Petani di Tabanan Mulai Lirik Budidaya Porang, Manfaatkan Lahan Tidur hingga Tembus Pasar Ekspor "Harga jualnya saat ini Rp per kilogram," ujarnya yang juga menjual bibit porang. Mengutip Idris Tampubolon, petani dan pakar porang dari Porang Sleman Boy, mengungkapkan, dengan lahan satu hektare dan modal Rp 360 juta, bisa menghasilkan Rp 3 miliar dalam dua musim atau 18 bulan. Di beberapa daerah di Jawa, tanaman porang dikenal dengan nama iles-iles. Porang biasanya dimanfaatkan dengan diolah menjadi tepung yang dipakai untuk bahan baku industri untuk kosmetik, pengental, lem, hingga mie ramen. “Umbi porang dapat diolah dan dimanfaat sebagai bahan baku pembuatan beras porang, konyaku, dan tepung porang. Petani harus paham syarat tumbuh dan cara budidaya porang untuk mendapatkan hasil panen yang baik," ungkap Muhajie, praktisi agribisnis porang. Masihtakut harga porang turun saat budidaya? Inilah pabrik-pabrik penepungan/Pengolahan umbi porang terbesar yang ada di jawa timur maupun luar jawa timur b
- Bisnis budidaya tanaman porang, kini banyak digeluti orang banyak di Indonesia. Keuntungan yang melimpah, menjadi daya tarik sebagian orang untuk bertanam porang. Selain itu, tingginya permintaan dari luar negeri, membuat tanaman ini banyak diminati. Salah seorang petani porang dari Madiun, Jawa Timur, Paidi, mengatakan, dulunya ia adalah seorang pemulung. Namun, setelah menjadi petani porang, kehidupannya berangsur-angsur membaik. Kisah suksesnya sudah dibagikan di banyak tempat seperti acara Kick Andy, internet, hingga lewat kanal YouTube. Sekarang, tak hanya dia yang berhasil mengubah hidup dari bertani porang. Ada banyak orang lain yang mengerjakan pertanian bersamanya ikut merasakan manfaat dan dampak positifnya. Berikut prospek dan peluang usaha budidaya tanaman porang yang menjanjikan Porang merupakan tanaman yang mudah ditanam karena bisa tumbuh di area dengan ketinggian 0-700 mdpl. Artinya, tumbuhan atau umbi-umbian ini sangat cocok ditanam di Indonesia. Asalkan ada pohon naungan, porang atau iles-iles akan mudah tumbuh di bawahnya. Sebagian besar penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani agraris. Akan tetapi tidak semuanya tahu apa itu porang. Bahkan sampai sekarang masih ada yang awam dan mungkin baru pertama kali mendengar istilahnya. Permintaan porang di pasar luar negeri sangat tinggi. Di antara negara yang meminta pasokan iles-iles adalah Australia, Jepang, Tiongkok, hingga Vietnam. Ketersediaannya di pasar Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri masih tergolong kurang. Tahun 2018 lalu, ada 254 ton yang diekspor ke beberapa negara. Sementara penyedia utamanya saat ini hanya dari kota Madiun, Wonogiri, Pasuruan, hingga Bandung.

BisnisPorang atau KOnjac. Dan yang lebih penting lagi hasil panen porang anda baik berupa umbi basah maupun bibit kataknya, sebagai komitmen untuk membuat semua petani di Indonesia bisa meingkatkan taraf hidup mereka melalui budidaya porang, sesuai 'VISI DAN MISI" Porang.info.

Budidaya porang belakangan ini semakin diminati para petani. Permintaan pasar akan umbi dari tanaman berkhasiat ini membuat banyak orang berlomba-lomba mempelajari cara budidaya adalah salah satu tanaman jenis umbi-umbian yang bernilai tinggi. Kandungan zat glukomanan dalam porang sangat bermanfaat untuk porang ditentukan dari kualitasnya, semakin sedikit kadar air porang maka semakin mahal harga pasaran porang basah dibanderol dengan harga antara Rp. – Rp. per kg, sedangkan porang kering bisa diekspor dengan harga sekitar Rp. – Rp. per porang di lahan terbuka dapat Anda lakukan dengan memperhatikan langkah berikut Lahan TerbukaMenanam PorangMerawat Tanaman PorangMembersihkan GulmaMeninggikan GuludanMemupuk Tanaman PorangMelakukan PenjaranganPanen PorangMenyiapkan Lahan TerbukaPorang yang ditanam di lahan terbuka dapat memberikan hasil yang lebih besar serta kualitasnya pun lebih lahan terbuka untuk tempat menanam porang juga cukup mudah, Anda hanya perlu membersihkan gulma dan melakukan pembajakan lahan agar tanah menjadi lubang tanam setelah tanah selesai dibajak. Jarak lubang tanam sebaiknya 25 x 50 cm atau 25 x 60 cm. Isi setiap lubang dengan sekam dan pupuk kompos sehingga porang bisa tumbuh dengan porang sebaiknya dilakukan dengan sistem monokultur agar hasil lebih PorangMenanam porang sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan sekitar Oktober hingga pembibitan dalam polybag terlebih dahulu jika Anda memilih metode penanaman menggunakan biji. Namun Anda tidak perlu melakukan pembibitan apabila metode yang Anda pilih adalah penanaman porang dengan menggunakan umbi atau porang umumnya hanya bisa hidup sekitar 5 bulan saja sebab setelah bulan kelima porangakan menguning dan kemudian mati. Tanaman porang yang mati itu sekaligus ditandai dengan katak pada tangkai daun langsung yang dimaksud bukan nama hewan melainkan bintil porang yang muncul di pangkal dan tangkai daun. Katak berwarna cokelat kehitaman ini bisa disimpan hingga musim hujan tiba untuk ditanam juga bisa dijual dengan harga yang lumayan tinggi Rp. – Rp. per itu, banyak juga yang melakukan cara menanam porang dari Tanaman PorangSama seperti tanaman pada umumnya, setelah ditanam porang juga harus dirawat secara rutin. Perawatan tanaman porang terdiri dari beberapa tahapan mulai dari membersihkan gulma, meninggikan guludan, memberikan pupuk dan melakukan GulmaGulma yang tumbuh di sekitar tanaman porangakan mengganggu pertumbuhan tanaman ini. Oleh sebab itu Anda harus secara rutin membersihkan gulma agar pertumbuhan porang tidak GuludanPeninggian guludan dilakukan dengan cara menimbun pangkal batang porang dengan tanah. Tujuan meninggikan guludan ini agar batang tanaman porang dapat berdiri tegak dan perkembangan umbi porang bisa lebih Tanaman PorangCara budidaya porang ini membutuhkan dua kali proses pemupukan. Pemupukan pertama dilakukan sebelum porang pupuk yang digunakan adalah pupuk organik kompos yang difermentasi terlebih pemupukan kedua dilakukan saat tanaman porang sudah mulai tumbuh. Jenis pupuk yang digunakan saat proses pemupukan kedua ini bisa pupuk organik atau pupuk anorganik NPK/TSP. Tanaman porang biasanya hanya membutuhkan sedikit pupuk PenjaranganProses penjarangan ini sangat perlu dilakukan jika ada terlalu banyak tanaman porang dalam sebuah lubang. Hal tersebut bisa terjadi karena satu bibit porang bisa menghasilkan hingga 3-4 batang penjarangan ini perlu dilakukan agar umbi porang bisa tumbuh lebih besar. Karena ini merupakan cara budidaya umbi porang di lahan terbuka yang cukup baik budidaya porang agar cepat panen adalah dengan menanam bibit porang dari bibit umbi. Karena bisa mulai dipanen saat umurnya sudah mencapai 7 bulan sejak masa porang yang ditanam dari bibit katak biasanya membutuhkan waktu lebih lama, agar bisa dipanen sekitar 18-24 bulan sejak masa panen porang dilakukan dengan cara menggali umbi porang dipanen saat musim kemarau sebab harga jualnya akan lebih Anda ketahui, bahwa tanaman porang ini memiliki siklus alami yaitu mati di musim kemarau dan tumbuh kembali saat musim Jenis, Ciri, Bibit, Buah, dan Manfaat Tanaman PorangOk, demikian artikel tentang budidaya porang ini telah publish di kategori budidaya, semoga bermanfaat ya. SosialisasiBudidaya Tanaman Porang Di Lahan Kosong Pada Masyarakat Dan Petani Di Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah. Jurnal Siar Ilmuwan Tani. N., dkk. 2015. Tanaman Porang: Pengenalan, Budidaya, dan Pemanfaatannya. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Dika, M.A. 2014. Modul Petani Porang Pemula, Sekolah Porang Online
- Tanaman porang atau sering disebut iles-iles kini menjadi primadona para petani di Indonesia. Tak disangka, tumbuhan liar dulunya ini ternyata bernilai rupiah yang tinggi. Porang adalah tanaman yang bermanfaat sebagai pangan dan bahan baku industri kosmetik dan obat-obatan. Harga tanaman porang dapat mencapai Rp per kilogram dapat mudah ditanam dan dibudidayakan. Bahkan keuntungan yang didapat dari budidaya porang mencapai puluhan juta hingga miliaran ini cara menanam porang dengan hanya bibit porang liar hingga untung Rp. 50 juta dari petani asal Nusa Tenggara Timur, Agustinus Adil 49. Siapkan Lahan Sebelum menanam porang, persiapkan lahan terlebih dahulu. Baca juga Mengenal Tanaman Porang yang Menjadi Primadona PetaniJika alang-alang dan rumput tumbuh di lahan tersebut, jangan disemprot dengan obat-obatan kimiawi. Rumput dan alang-alang itu dibersihkan dengan sabit dan parang. Selanjutnya, rumput dan alang-alang yang sudah dibersihkan itu dibiarkan tergeletak di tanah dan buat terasering Setelah itu tanah yang akan ditanami porang digali. Jika semua itu sudah dilakukan, dilanjutkan dengan pembuatan terasering berbentuk horizontal. Terasering bertujuan agar tanah tidak terbawa erosi saat musim hujan. Manfaat terasering selain menahan erosi saat musim hujan tiba, juga memudahkan petani untuk membersihkan tumbuhan liar yang tumbuh di sela-sela tanaman porang. Intinya tanah harus dalam kondisi gembur. Jika ada batu kerikil, batu sedang, serta akar harus dibuang atau dipisahkan.
IndustriMencari Glukomanan Tinggi. - Advertisement -. Untuk membangkitkan gairah masyarakat dalam budidaya kurma tropis, Kebun Raya Bogor bekerja sama dengan Kampoeng Kurma mengadakan grup diskusi terarah bertema "Peluang dan Tantangan Budidaya Kurma Tropis di Indonesia". Acara berlangsung pada 25 Agustus 2017 di Ruang Canarium, Kebun Raya
- Di pasar ekspor, tanaman porang menjadi tanaman primadona. Betapa tidak, sekilo umbi porang dihargai Rp 10 ribu. Tak heran jika banyak orang yang kemudian tergiur untuk membudidayakan porang. Manfaat porang sebenarnya sangat banyak, dijadikan bahan pangan juga bahan baku industri kosmetik dan obat-obatan. Selama ini orang hanya mendapatkan hasil dari tanaman porang liar. Padahal tanaman ekspor ini sebenarnya mudah dibudidayakan. Tanaman porang juga tidak butuh waktu lama untuk dipanen. Pembibitan tanaman ini bisa dimulai dari potongan umbi batang, umbi yang telah memiliki titik pertumbuhan dan umbi katak. Opsi lainnya dengan menanamnya langsung dari biji bunganya secara langsung. Dikutip dari laman Kementriaan Pertanian, tanaman yang memiliki nama latin Amorphophallus muelleri blume ini dapat tumbuh di semua jenis tanah dengan ketinggian 0 sampai 700 mdpl. Meski perawatannya mudah namun ada sejumlah hama yang harus diwaspadai. Beberapa diantaranya ialah ulat, belalang, siput, daun terbakar matahari dan jamur pada umbinya. Tak butuh lahan luas Kita tidak membutuhkan lahan yang luas untuk mulai menanamnya. Asalkan ada tumbuhan penaungnya maka kita bisa segera mulai membudidayakan komoditas ekspor ini. Ada beberapa langkah mudah menanam tanaman porang yang bisa dilakukan seperti dikutip dari akun instagram Harvest Day Farm antara lain Siapkan lahan Kita tidak membutuhkan lahan yang luas dan bersihkan dari gulma. Untuk proses awal, kita membutuhkan sinar matahari yang cukup. Namun, pastikan ada deretan pohon yang bisa jadi naungan untuk tanaman porang.
Perluuntuk dilakukan proses pembersihan atau penyiangan, sebab adanya gulma tersebut bisa mengganggu pertumbuhan dari tanaman porang. Cara budidaya porang berlanjut ke langkah penjarangan. Proses ini dilakukan apabila dalam satu lubang tanam tumbuh terlalu banyak tumbuhan porang. Bahkan di dalam satu lubang tanam bisa tumbuh 3-4 batang porang.

Porang Amorphophallus muelleri merupakan salah satu tanaman umbi-umbian yang bernilai ekonomi tinggi. Terdapat tiga jenis benih porang yang dapat digunakan dalam budidaya porang, yaitu benih biji, benih katak/bulbil dan benih umbi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis benih terhadap daya berkecambah, kecepatan tumbuh, dan pertumbuhan vegetatif lainnya. Penelitian dilakukan di Desa Barengkok, Kec. Leuwiliang, Kab Bogor, Jawa Barat pada tanggal 3 Juli sampai 11 September 2021. Rancangan yang digunakan pada variabel tinggi tunas dan panjang akar yaitu Rancangan Acak Lengkap RAL satu faktor, sedangkan variabel daya berkecambah dan kecepatan tumbuh dianalisis dengan persentase pada seluruh tanaman. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa benih porang asal biji menunjukkan daya berkecambah yang lebih tinggi 90% dibandingkan dengan benih asal bulbil 45% dan benih asal umbi 20%. Benih porang asal biji juga lebih cepat berkecambah 39-54 HST; 1,91 %/etmal dibandingkan dengan benih asal bulbil 39-63 HST; 0,9 %/etmal dan umbi 63->70 HST; 0,23 %/etmal. Benih bulbil menunjukkan rata-rata panjang tunas 7,88 cm dan panjang akar 16,36 cm tertinggi dan berbeda nyata dengan benih umbi panjang tunas 3,14 cm; panjang akar 9,79 cm, tetapi tidak berbeda nyata dengan benih biji panjang tunas 5,98 cm; panjang akar 12,08 cm. Abstract Porang Amorphophallus muelleri is one of the tubers with high economic value. There are three types of porang seeds that can be used in porang cultivationgenerative seeds, bulbil seeds and tuber seeds. This study aimed to determine the effect of seed type on germination, growth speed, and other vegetative growth. The research was conducted in Barengkok Village, Leuwiliang District, Bogor Regency, West Java on July 3 to September 11, 2021. The design used for the variables of shoot height and root length was a one-factor Completely Randomized Design CRD, while the variables of germination and growth speed were analyzed with percentages on all plants. The results showed that porang's generative seeds showed higher germination 90% compared to bulbil seeds 45% and tubers seeds 20%. Porang's generative seeds also germinated faster 39-54 DAP; 1,91%/etmal compared to bulbil seeds 39-63 DAP; 0,9%/etmal and tubers 63->70 DAP; 0,23%/etmal. The bulbil showed the highest average shoot length cm and root length cm, which were significantly different from tubers shoot length cm; root length cm, but were not significantly different from seeds shoot length cm; root length cm. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 – 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 23 Studi Perkecambahan Tiga Jenis Benih Porang Amorphopallus muelleri Asal Kab. Pacitan Muhammad Fauzan Farid Al Hamdi 1, Afri Rona Diyanti 1, Yopa Dwi Mutia 1 1 Program studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Tamansiswa Padang, Jl. Taman Siswa Alai Parak Kopi, Kec. Padang Utara, Kota Padang, Sumatera Barat 25171, Indonesia Email korespondensi fauzanfarid14 Abstrak Porang Amorphophallus muelleri merupakan salah satu tanaman umbi-umbian yang bernilai ekonomi tinggi. Terdapat tiga jenis benih porang yang dapat digunakan dalam budidaya porang, yaitu benih biji, benih katak/bulbil dan benih umbi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis benih terhadap daya berkecambah, kecepatan tumbuh, dan pertumbuhan vegetatif lainnya. Penelitian dilakukan di Desa Barengkok, Kec. Leuwiliang, Kab Bogor, Jawa Barat pada tanggal 3 Juli sampai 11 September 2021. Rancangan yang digunakan pada variabel tinggi tunas dan panjang akar yaitu Rancangan Acak Lengkap RAL satu faktor, sedangkan variabel daya berkecambah dan kecepatan tumbuh dianalisis dengan persentase pada seluruh tanaman. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa benih porang asal biji menunjukkan daya berkecambah yang lebih tinggi 90% dibandingkan dengan benih asal bulbil 45% dan benih asal umbi 20%. Benih porang asal biji juga lebih cepat berkecambah 39-54 HST; 1,91 %/etmal dibandingkan dengan benih asal bulbil 39-63 HST; 0,9 %/etmal dan umbi 63->70 HST; 0,23 %/etmal. Benih bulbil menunjukkan rata-rata panjang tunas 7,88 cm dan panjang akar 16,36 cm tertinggi dan berbeda nyata dengan benih umbi panjang tunas 3,14 cm; panjang akar 9,79 cm, tetapi tidak berbeda nyata dengan benih biji panjang tunas 5,98 cm; panjang akar 12,08 cm. Kata kunci biji, bulbil, daya berkecambah, kecepatan tumbuh, umbi Abstract Porang Amorphophallus muelleri is one of the tubers with high economic value. There are three types of porang seeds that can be used in porang cultivationgenerative seeds, bulbil seeds and tuber seeds. This study aimed to determine the effect of seed type on germination, growth speed, and other vegetative growth. The research was conducted in Barengkok Village, Leuwiliang District, Bogor Regency, West Java on July 3 to September 11, 2021. The design used for the variables of shoot height and root length was a one-factor Completely Randomized Design CRD, while the variables of germination and growth speed were analyzed with percentages on all plants. The results showed that porang’s generative seeds showed higher germination 90% compared to bulbil seeds 45% and tubers seeds 20%. Porang’s generative seeds also germinated faster 39-54 DAP; 1,91%/etmal compared to bulbil seeds 39-63 DAP; 0,9%/etmal and tubers 63->70 DAP; 0,23%/etmal. The bulbil showed the highest average shoot length cm and root length cm, which were significantly different from tubers shoot length cm; root length cm, but were not significantly different from seeds shoot length cm; root length cm. Keywords bulbil, germination, germination speed, seeds, tuber Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 – 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 24 Pendahuluan Porang Amorphophallus muelleri merupakan salah satu tanaman umbi-umbian yang termasuk dalam suku Araceae dan kelas Monocotyledoneae. Tanaman porang, seperti halnya dengan tanaman umbi-umbian lain juga mengandung karbohidrat pati, glukomannan, serat kasar dan gula reduksi, lemak, protein, mineral, vitamin dan serat pangan Saleh dkk., 2015. Kandungan glukomannan yang relatif tinggi merupakan ciri spesifik dari umbi porang. Porang kuning A. oncophyllus dilaporkan mengandung glukomannan sekitar 55% dalam basis kering, sementara porang putih A. variabilis sedikit di bawahnya, yakni 44% Koswara, 2013. Wigoeno dkk. 2013 menyatakan bahwa rata-rata kadar glukomanan pada umbi porang yang dihasilkan melalui metode refluks kondensor berkisar antara 50,84-70,70 %. Umbi porang juga bernilai ekonomi tinggi dan telah diekspor ke beberapa negara seperti Taiwan, Korea, Tiongkok, Belanda, Inggris, dan berbagai negara Eropa lainnya Gusmalawati dkk., 2013. Menurut Hartoyo 2012 peluang bisnis porang masih sangat terbuka mengingat kebutuhan untuk memenuhi ekspor porang ke Tiongkok, Jepang, Australia, Sri Langka, Malaysia, Korea, Selandia Baru dan Italia mencapai ton/tahun. Pasar porang di Indonesia cukup besar, saat ini mampu menyerap sekitar 50 ribu ton umbi segar, sehingga masih diperlukan luas penanaman tambahan ha dengan asumsi produktivitas 4 ton/ha Santosa, 2014. Perkembangbiakan porang umumnya menggunakan tiga jenis sumber benih, yaitu umbi katak bulbil, umbi batang yang masih muda dan biji generatif. Perkembangbiakan dengan umbi yang sudah tua jarang dilakukan karena umbi tersebut berukuran besar sehingga tidak praktis dan tidak efisien. Perkembangbiakan yang biasanya digunakan oleh petani adalah dengan bulbil dan umbi muda. Perkembangbiakan porang dengan biji generatif terkendala ketersediaan biji porang yang langka. Hal ini karena porang membutuhkan waktu 4-5 tahun untuk menghasilkan biji Gusmalawati dkk., 2013. Biji porang bersifat poliembrio, dimana terdiri lebih dari satu embrio di dalam satu biji porang Dewi dkk., 2015. Sifat biji porang tersebut merupakan suatu kelebihan yang dapat dimanfaatkan sebagai upaya perkembangbiakan porang. Hasil penelitian Turhadi dan Indriyani 2015 menunjukkan rendahnya daya kecambah benih dari biji generatif porang, yaitu paling tinggi 70% dengan persentase benih poliembrio 35%. Belum ada literatur yang menunjukkan daya kecambah benih yang berasal dari umbi katak bulbil maupun umbi batang. Hasil penelitian Ganjari 2014 menunjukkan bahwa 53,3% benih bulbil menumbuhkan satu anakan/tunas Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 – 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 25 monoembrio, sisanya terdapat berbagai jumlah tunas hingga 12 tunas yang ditumbuhkan dari 1 umbi katak. Tanaman porang cocok dikembangkan di lahan dengan naungan. Kisaran intensitas cahaya 45-70% merupakan intensitas cahaya yang optimal bagi pertumbuhan dan produktivitas porang Rahmadaniarti dan Faridah, 2013. Menrut Rahmadaniarti dan Faridah 2013, tanaman porang pada intensitas cahaya 45-70% mampu meningkatkan kandungan klorofil, namun jumlah stomata daun porang antara tempat terbuka kontrol dan ternaungi relatif tidak signifikan, tetapi nilai efisiensi pembentukan umbi porang pada intensitas cahaya tinggi tempat terbuka relatif lebih besar dibanding tempat ternaungi. Permintaan bibit porang saat ini cukup tinggi sehingga semakin banyak produsen yang memproduksi bibit porang dalam polybag. Berdasarkan penuturan salah satu produsen porang, membeli bibit porang dalam polybag lebih dapat dipercaya oleh konsumen dibandingkan dengan membeli bulbil karena daya tumbuh bulbil yang rendah. Oleh karena itu, penelitian ini diharapkan mampu membuka wawasan baru dalam budidaya porang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis benih terhadap daya berkecambah, kecepatan tumbuh, dan pertumbuhan vegetatif lainnya. Bahan dan Metode Sumber benih Benih yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Desa Nogosari, Kecamatan Ngadirojo, Kab. Pacitan, Jawa Timur. Benih yang digunakan yaitu benih yang berasal dari biji, bulbil katak dan umbi. Biji dan bulbil dipanen pada tanggal 10 Mei 2021 sedangkan umbi dipanen pada tanggal 3 Juni 2021. Benih dikirim pada tanggal 17 Juni 2021 dan disimpan pada suhu ruang ±29ºC dengan kondisi terbuka. Benih dijemur di bawah terik matahari pada tanggal 24 Juni dan 2 Juli 2021 selama ±7 jam. Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 – 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 26 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Barengkok, Kec. Leuwiliang, Kab Bogor, Jawa Barat pada tanggal 3 Juli sampai 11 September tahun 2021. Pelaksanaan Percobaan Benih diterima pada tanggal 17 Juni 2021 dan disimpan pada suhu ruang ±29ºC dengan kondisi terbuka. Benih dijemur di bawah terik matahari pada tanggal 24 Juni dan 2 Juli 2021 selama ±7 jam. Terdapat tiga jenis benih yang digunakan, yaitu benih biji, bulbil/katak, dan umbi. Benih yang telah dijemur ditanam dalam polybag yang diisi tanah dengan jenis latosol. Benih biji dan bulbil ditanam dengan posisi melintang secara horizontal, sedangkan benih umbi ditanam dengan bagian yang menjorok ke dalam di bawah. Masing-masing benih kemudian ditimbun dengan tanah hingga setinggi ±1 cm. Benih biji ditanam 2 benih per polybag, sedangkan benih bulbil dan umbi ditanam 1 benih per polybag. Pemeliharaan meliputi penyiraman dan penyiangan. Penyiraman dilakukan satu kali sehari pada sore hari. Penyiangan dilakukan satu minggu sekali. Variabel Pengamatan Variabel yang diamati meliputi 1. Daya berkecambah db. Daya berkecambah adalah persentase benih yang berkecambah normal pada hitungan kedua. Standar penghitungan daya berkecambah tanaman porang belum ditetapkan oleh International Seed Testing Association ISTA. Oleh karena itu, penghitungan persentase daya berkecambah dilakukan pada hari terakhir pengamatan yaitu 70 hari setelah tanam HST. Daya berkecambah dihitung menggunakan rumus ISTA 1972 sebagai berikut 𝐷𝑎𝑦𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ % = ∑𝐾𝑁𝑇𝐵 Keterangan ∑KN Jumlah kecambah normal TB Total Benih yag ditanam Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 – 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 27 Kriteria kecambah normal pada tanaman porang juga belum ditetapkan, sehingga pada penelitian ini kecambah dianggap normal jika telah muncul tunas sepanjang 1 cm. 2. Kecepatan tumbuh KCT. Kecepatan tumbuh benih KCT, dihitung berdasarkan akumulasi persentase kecambah normal per etmal 24 jam selama periode perkecambahan yaitu sampai hari ke-70. KCT dihitung dengan menggunakan rumus menurut Sadjad 1993 sebagai berikut 𝐾𝐶𝑇 %/𝑒𝑡𝑚𝑎𝑙 = %𝐾𝑁𝑒𝑡𝑚𝑎𝑙 Keterangan %KN Persentase kecambah normal 1 etmal 1 hari 3. Panjang tunas cm Panjang tunas diukur dari pangkal tunas hingga ujung daun menggunakan penggaris. Pengukuran panjang tunas diukur setelah membongkar polybag pada hari ke-70. 4. Panjang akar cm Panjang akar diukur dari pangkal akar hingga ujung daun menggunakan penggaris. Pengukuran panjang akar diukur setelah membongkar polybag pada hari ke-70. Rancangan Percobaan Secara umum, penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Rancangan yang digunakan pada variabel tinggi tunas dan panjang akar yaitu Rancangan Acak Lengkap RAL satu faktor. Faktor yang digunakan yaitu jenis benih yang terdiri atas tiga taraf benih biji, benih bulbil dan benih umbi. Masing-masing taraf memiliki 5 ulangan dan masing-masing ulangan terdiri atas 4 tanaman sampel. Analisis sidik ragam ANOVA dilakukan menggunakan software Minitab 18. Apabila menunjukkan pengaruh nyata maka dilakukan uji lanjut Beda Nyata Terkecil BNT. Variabel daya berkecambah dan kecepatan tumbuh dianalisis dengan persentase pada seluruh tanaman. Hal ini disebabkan sedikitnya jumlah benih yang tersedia, sehingga tidak memenuhi syarat untuk menganalisis variabel daya berkecambah dan kecepatan tumbuh menggunakan analisis sidik ragam ANOVA. Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 – 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 28 Hasil dan Pembahasan Deskripsi Benih Ada tiga jenis benih porang biji, bulbil dan umbi. Biji porang diproduksi secara generatif, sedangkan bulbil dan umbi dihasilkan secara vegetatif. Bulbil atau bisa disebut umbi daun adalah umbi vegetatif yang tumbuh di pangkal dan ketiak daun, sedangkan umbi atau bisa disebut umbi batang tumbuh di pangkal batang. Setiap bulbil memiliki jumlah tonjolan yang banyak, namun nantinya hanya akan ada satu atau dua pucuk calon tanaman yang akan tumbuh menjadi bibit tanaman porang Hidayat et al., 2019. Bobot benih bulbil dan umbi yang digunakan cukup bervariasi Gambar 1. Benih bulbil memiliki bobot 8 hingga 26 gram, benih umbi memiliki bobot 15 hingga 38 gram, sedangkan bobot benih biji cukup seragam, yaitu hingga gram. Benih biji berbentuk silinder dengan lebar ± cm dan panjang ± cm. Benih bulbil berbentuk bulat agak pipih seperti cakram, tidak rata dan berdiameter 2 hingga cm. Benih umbi berbentuk lebih bulat daripada benih bulbil, tidak rata dan berdiameter hingga cm. Benih umbi memiliki ciri pada bagian bawah terdapat lubang yang menjorok ke dalam dan terdapat sedikit serabut di sekitar lubang tersebut. Penggunaan jenis benih berbeda telah dilakukan pada beberapa tanaman dalam usaha budidaya pertanian. Salah satunya adalah bawang merah yang menggunakan benih umbi dan benih biji generatif. Menurut Prayudi dkk. 2014, penggunaan umbi lebih rentan terhadap pathogen tetapi lebih cepat untuk tumbuh dan tidak memerlukan dilakukan penyemaian terlebih dahulu, selain itu persentase hidupnya kecambah biji setelah dipindahkan juga masih rendah 70 HST. Bulbil menunjukkan rata-rata panjang tunas 7,88 cm dan panjang akar 16,36 cm tertinggi dan berbeda nyata dengan umbi panjang tunas 3,14 cm; panjang akar 9,79 cm, tetapi tidak berbeda nyata dengan biji panjang Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 – 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 35 tunas 5,98 cm; panjang akar 12,08 cm. Benih asal umbi diduga masih mengalami dormansi karena pemanenan yang lebih akhir dibandingkan benih bulbil dan biji. Ucapan Terima Kasih Ucapan terima kasih kepada Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat LPPM Universitas Tamansiswa Padang yang telah membiayai penelitian ini Daftar Pustaka Alwi, M., N. Fauziati, dan Nurita. 2008. Serapan hara dan pertumbuhan mentimun, lobak, serta sawi pada kadar air tanah gambut yang berbeda. Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Banjarbaru. Arifin, A. Nugroho, and A. Suryanto. 2014. Kajian panjang tunas dan bobot umbi bibit terhadap produksi tanaman kentang Solanum tuberosum L. varietas Granola. Jurnal Produksi Tanaman 23. Azizi, I., and F. Kurniawan. 2020. Pengaruh bibit asal, umur, dan ukuran umbi porang terhadap kadar glukomannan dan oksalat dalam umbi Porang. Jurnal Sains Dan Seni ITS 92. Dewi, R. Azrianingsih, and S. Indriyani. 2015. Struktur embrio porang Amorphophallus Muelleri Blume dari berbagai variasi ukuran biji. Jurnal Biotropika 33. Ganjari, 2014. Pembibitan tanaman porang Amorphophallus Muelleri Blume dengan model agroekosistem botol plastik. Jurnal Ilmiah Universitas Katolik Widya Mandala Madiun 38 01. pp. 43-58. Gusmalawati, D., S. Indriyani, and R Azrianingsih. 2013. Anatomi dan histokimia organ generatif Amorphopallus muelleri. Floribunda 47. Hartoyo. 2012. Budidaya dan pemasaran porang di desa Klangon. Prosiding Inovasi Pengelolaan hutan lestari berbasis hasil hutan non-kayu. Pemberdayaan Masyarakat, Fakultas Kehutanan UGM, Yogyakarta. Hidayat, R., Dewanti, and Guniarti. 2019. Study of cytokinin and npk fertilizer doses on growth and yield Amorphophallus onchophyllus bulbil. Plumula 71. ISTA. 1972. OECD standards, scemes and guides relating to varietal certification of seed. Proceedings of the International Seed Testing Association 363347-576. Koswara, S. 2013. Modul teknologi pengolahan umbi-umbian. Bagian 2 Pengolahan umbi porang. Tropical Plant Curriculum TPC Project. USAID-SEAFAST Center-Bogor Agricultural University, Bogor. Nuraini, A., Sumadi, R. Pratama. 2016. Aplikasi sitokinin untuk pematahan dormansi benih kentang G1 Solanum tuberosum L.. Jurnal Kultivasi 153. Nurshanti, 2018. Pengaruh komposisi media tanam tanah, pasir dan pupuk guano dalam meningkatkan pertumbuhan umbi iles-iles Amorphophallus oncophyllus. KLOROFIL XIII - 2 89 – 93. Prayudi, B., R. Pangestuti, and Kusumasari. 2014. Produksi umbi mini bawang merah asal true shallot seed TSS. Inovasi Hortikultura Pengungkit Peningkatan Pendapatan Rakyat. BALITSA, Lembang. Puspitasari, A. Nuraini, Sumadi. 2020. Pematahan dormansi umbi bawang putih Allium sativum L. varietas lumbu hijau dengan perlakuan lama penyimpanan umbi pada suhu rendah dan aplikasi giberelin. PASPALUM Jurnal Ilmiah Pertanian 82. Putra, Saparso, S. Rohadi, and R. Ismoyojati. 2018. Respon tanaman kentang Solanum tuberosum L. pada berbagai ketebalan media cocopeat dan waktu pemberian nutrisi sundstrom. Jurnal Ilmiah Pertanian 152. Jurnal Folium Vol. 6 No. 1 2022, 23 – 36 E-ISSN 2599-3070, P-ISSN 2656-4572 36 Rahmadaniarti A., Faridah E. 2013. Adaptasi morfologi dan fisiologi tanaman porang Amorphophallus oncophyllus prain. terhadap variasi intensitas cahaya dan jenis penaung. [Tesis]. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sadjad, S. 1993. Dari benih kepada benih. PT Grasindo, Jakarta. Sadjad, S. 1994. Metode uji langsung viabilitas benih. IPB, Bogor. Saleh, N., Rahayuningsih, Radjit, E. Ginting, D. Harnowo, and Mejaya. 2015. Tanaman porang pengenalan, budidaya dan pemanfaatannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. Santosa, E. 2014. Pengembangan tanaman iles-iles tumpangsari untuk kesejahteraan petani dan kemandirian industri pangan nasional. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan. 1273-79. Retrieved from Tatipata, A., P. Yudono, A. Purwantoro, and W. Mangoendidjojo. 2004. Kajian aspek fisiologi dan biokimia deteriorasi benih kedelai dalam penyimpanan. Ilmu Pertanian 11 2 76-87. Turhadi, S. and Indriyani. 2015. Uji daya tumbuh porang Amorphophallus muelleri Blume dari berbagai variasi potongan biji. Jurnal Biotropika 31. Wardani, R. Rabaniyah, E. Sulistyaningsih. 2012. Pematahan dormansi umbi bawang merah Allium cepa Aggregatum dengan perendaman dalam ethepon. Vegetalika 12. Wigoeno, R. Azrianingsih, and A. Roosdiana. 2013. Analisis kadar glukomanan pada umbi porang Amorphophallus muelleri Blume menggunakan refluks kondensor. Jurnal Biotropika 15. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this research purposes know the growth and tubers yield of potato G0 under various thickness of cocopeat media and time of sundstrom nutrient giving. The research was carried in the screen house in Pandansari, Paguyangan district from October 2014 until January 2015. The research used Randomized Complete Block Design with 2 factor and 3 repetitions. The first factor was the thickness of media with three levels; 10 cm, 15 cm, and 20 cm. The second factor was the time of nutrient solution giving with two levels; once for three days and once for six days. The results of the research showed that the thickness of cocopeat media 20 cm was good for plant height, total of leaves, wide of plant leaves, and improve the roots length %. Time of nutrient giving once for three days was good for plant height, total of leaves, wide of plant leaves, weight of fresh plant, weight of dry plant and the result was good for stolon effectiveness weight of fresh tuber g, and weight of dry tuber g. The treatment of cocopeat medium thickness and time of nutrient giving had not been able to provide increased yield of potato tuber G0.Diah Rochana PuspitasariAnne NurainiSumadi SumadiLow temperature and gibberellin treatments affected on breaking dormancy. The effects of low temperature in storage duration and gibberellin treatrments on breaking of dormancy of garlic were examined in this study. The aims of this study to determinate the best treatments for breaking garlic bulb dormancy. The sorted garlic bulbs were stored at 4 ± ° C for 0 control, 15, 30 and 45 days. The bulbs that have been treated by low temperature then treated by gibberellins at various concentrations including 0, 75, 150, and 225 mgL-1 by soaking for 24 hours. The bulbs were planted in the seedling house. The low temperature storage 4±0,4ᵒC for 45 days is more effective than 0, 15 and 30 days, while the concentration of gibberellins were not have a significant effect on breaking dormancy. GA3 endogenous was increased during low temperature storage, on the other hand, it accelerated on breaking dormancy . The highest percentage of sprouting bulb produced by treatment at low temperature storage for 45 days. Growth parameters such as shoot length, shoot dry weight and leaves get the best at 45 days storage time. Low temperature storage 4±0,4ᵒC is effective in breaking dormancy of garlic merupakan komoditas pertanian yang mempunyai arti penting di dunia. Kentang mempunyai berbagai macam keunggulan seperti sumber protein yang tinggi, tidak mudah rusak seperti sayuran lain, dan berpotensi dalam program diversivikasi pangan. Salah satu kendala dalam produksi kentang adalah adanya fase dormansi pada masa pertumbuhan kentang. Upaya mempercepat masa dormansi tanaman adalah dengan penambahan hormon pemacu pertumbuhan. Sitokinin merupakan salah satu hormon pemacu pertumbuhan yang berperan dalam pembelahan sel. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi sitokinin terhadap dormansi benih kentang. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Sitokinin yang digunakan pada penelitian ini adalah Benzyl amino purine BAP. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dengan 6 perlakuan dan diulang empat kali, dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Perlakuan tersebut adalah berbagai macam konsentrasi BAP yang terdiri dari 0 mgL-1, 50 mgL-1, 100 mgL-1, 150 mgL-1, 200 mgL-1 dan 250 mgL-1. Pengamatan dilakukan terhadap waktu muncul tunas, jumlah tunas, panjang tunas, bobot tunas, bobot benih dan diameter benih. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemberian BAP berpengaruh nyata terhadap waktu muncul tunas, jumlah tunas, dan panjang tunas pada tanaman kentang, tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap penurunan bobot basah benih dan penurunan diameter benih. Kata kunci Benih kentang, benzyl amino purine BAP, dormansi tunas Edi SantosaRINGKASAN Iles-iles Amorphophallus muelleri Blume sinonim Amorphophallus oncophyllus merupakan tanaman underutilized yang merupakan sumber glukomanan. Glukomannan adalah karbohidrat low digestible yang banyak digunakan dalam industri obat, makanan dan minuman, kosmetika dan sebagainya. Pada saat ini, IPB telah menyusun SOP budidaya mempercepat panen, pembibitan, pemupukan, pemeliharaan, dan cara panen mampu meningkatkan produksi lebih tinggi. Pasar iles-iles di Indonesia cukup besar, saat ini mampu menyerap sekitar 50 ribu ton umbi segar, sehingga masih diperlukan luas penanaman tambahan ha dengan asumsi produktivitas 4 ton/ha. Keberhasilan perluasan areal ditentukan oleh empat faktor yaitu penyediaan benih, lahan, modal, dan pemasaran. 73 PERNYATAAN KUNCI  Usaha tani iles-iles merupakan usaha tani yang bisa meningkatkan kesejahteraan petani dan menunjang ketahanan pangan. Pemanfaatan iles-iles menurun seiring keberhasilan pemerintah meningkatkan produksi padi.  SOP budidaya yang telah disusun oleh tim IPB, yang meliputi pembibitan, pemupukan, pemeliharaan dan cara panen telah mampu meningkatkan produktivitas iles-iles.  Usaha tani iles-iles yang ditumpangsarikan dengan hutan juga menguntungkan bagi Per-hutani, karena petani turut mencegah pene-bangan liar, dan mengurangi kerawanan sosial berupa perambahan hutan.  Secara total, pasar mampu menyerap sekitar 50 ribu ton umbi segar. Kebutuhan pasar tersebut dapat dipenuhi dari luasan panen ha, dengan luas penanaman yang ada saat ini yaitu ha, maka perlu perluasan areal iles-iles ha.  Keberhasilan perluasan areal ditentukan oleh empat faktor yaitu penyediaan benih, lahan, modal, dan pemantapan pemasaran. Faktor lain seperti ketersediaan infrastruktur dan sarana lain dan kelembagaan relatif mudah diintegrasikan dengan usaha pertanian setempat. Pengelolaan keempat faktor utama tersebut membutuhkan peran aktif dari pemerintah, pengusaha, petani dan pelaku lainnya, termasuk perguruan AlwiN FauziatiNurita BalaiLahan RawaABSTRAK Penelitian dilaksanakan di rumah kaca, KP. Banjarbaru, Kodya Banjarbaru, Kalimantan Selatan dari September hingga Desember 2005. Perlakuan disusun dalam RAK tiga ulangan berupa kadar air tanah yaitu 120, 170, 220, 270, 320, dan 370 % berat. Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh kadar air tanah terhadap serapan hara N, P, dan K serta pertumbuhan tanaman mentimun, lobak dan sawi di lahan lebak bertanah gambut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan mentimun, lobak dan sawi terbaik diperoleh pada perlakuan kadar air tanah 370 %. Serapan hara total N, P, dan K oleh tanaman mentimun, lobak dan sawi semakin meningkat dengan meningkatnya kadar air tanah. Kata Kunci Gambut, Kadar air, Pertumbuhan, Serapan hara PENDAHULUAN Penggunaan lahan gambut untuk pertanian harus memperhatikan tipologi lahan ketebalan gambut dan tipe luapan airnya. Untuk tanaman pangan dan hortikultura sebaiknya diarahkan pada lahan gambut yang ketebalannya 3 m diarahkan untuk konservasi Widjaja-Adhi et al., 1992. Lahan gambut terutama gambut dangkal dengan ketebalan 50-100 cm memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai pertanaman sayuran. Hasil evaluasi dan inventarisasi lokasi-lokasi pemukiman transmigrasi di Indonesia menunjukkan bahwa lokasi pemukiman transmigrasi di lahan gambut dangkal telah berkembang menjadi lahan pertanian produktif yang menghasilkan bahan pangan, hortikultura dan tanaman industri Sardjadidjaja dan Sitorus, 1997. Salah satu sifat khas pada tanah gambut adalah kemampuan mengikat air sangat besar, berbeda untuk tiap jenis gambut dan tergantung tingkat pelapukan kematangan gambut. Gambut umumnya mempunyai kemampuan mengikat air cukup besar, Stevenson 1994 melaporkan bahwa gambut dapat mengikat air sampai 20 kali berat keringnya. Gambut fibris mentah mempunyai kemampuan mengikat air 8,5 x 850 % dari berat keringnya, sedangkan pada gambut masak saprist kemampuan mengikat air relatif kecil sekitar < 450 %. Di lain pihak, dalam kondisi yang berlawanan, karena pengaruh pemanasan secara alamiah oleh sinar matahari dalam periode lama pengeringan akibat over drained karena suasana oksidatif sehingga muncul sifat hidrofobik menolak air.Kajian panjang tunas dan bobot umbi bibit terhadap produksi tanaman kentang Solanum tuberosum L. varietas GranolaM S ArifinA NugrohoA SuryantoArifin, A. Nugroho, and A. Suryanto. 2014. Kajian panjang tunas dan bobot umbi bibit terhadap produksi tanaman kentang Solanum tuberosum L. varietas Granola. Jurnal Produksi Tanaman 23.Pengaruh bibit asal, umur, dan ukuran umbi porang terhadap kadar glukomannan dan oksalat dalam umbi PorangI AziziF KurniawanAzizi, I., and F. Kurniawan. 2020. Pengaruh bibit asal, umur, dan ukuran umbi porang terhadap kadar glukomannan dan oksalat dalam umbi Porang. Jurnal Sains Dan Seni ITS 92.Struktur embrio porang Amorphophallus Muelleri Blume dari berbagai variasi ukuran bijiD F K DewiR AzrianingsihS IndriyaniDewi, R. Azrianingsih, and S. Indriyani. 2015. Struktur embrio porang Amorphophallus Muelleri Blume dari berbagai variasi ukuran biji. Jurnal Biotropika 33.Pembibitan tanaman porang Amorphophallus Muelleri Blume dengan model agroekosistem botol plastik. Jurnal Ilmiah Universitas Katolik Widya Mandala Madiun 38 01L E GanjariGanjari, 2014. Pembibitan tanaman porang Amorphophallus Muelleri Blume dengan model agroekosistem botol plastik. Jurnal Ilmiah Universitas Katolik Widya Mandala Madiun 38 01. pp. dan histokimia organ generatif Amorphopallus muelleriD GusmalawatiS IndriyaniR AzrianingsihGusmalawati, D., S. Indriyani, and R Azrianingsih. 2013. Anatomi dan histokimia organ generatif Amorphopallus muelleri. Floribunda 47.

IeL68.
  • ym2405msn6.pages.dev/333
  • ym2405msn6.pages.dev/341
  • ym2405msn6.pages.dev/79
  • ym2405msn6.pages.dev/141
  • ym2405msn6.pages.dev/377
  • ym2405msn6.pages.dev/171
  • ym2405msn6.pages.dev/259
  • ym2405msn6.pages.dev/47
  • ym2405msn6.pages.dev/348
  • budidaya porang di bogor